DPP KNPI Dan ATUM Institute Respon Pertemuan G20
Indonesia telah selesai menjalankan peran Presidensinya secara baik dalam KTT G-20 yang ke 17, pada tanggal 15-16 November kemarin di Bali. Sebagai tuan rumah kali ini Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” yang memuat harapan pemulihan Pasca Pandemi Covid-1 melanda seluruh dunia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat berpidato pada pertemuan Sesi I Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Selasa (15/11) menyatakan bahwa kolaborasi negara-negara G20 sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia yang saat ini sedang menghadapi tantangan krisis yang luar biasa.
Beberapa kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan KTT G20 Indonesia antara lain:
Terkumpulnya pandemic fund sebesar USD 1,5 Milliar;
Pembentukan dan operasionalisasi reslience and sustainability trust di bawah IMF sejumlah USD 81,6 Milliar untuk membantu negara-negara menghadapi krisis;
Mekanisme transisi energi, khususnya untuk Indonesia memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Programme sebesar USD 20 Milliar;
Komitmen bersama 30% daratan dunia dan 30% lautan dunia dilindungi tahun 2030 dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50% tahun 2040 secara sukarela.
Ketua Umum DPP KNPI, Yana Maulida Jusra menyampaikan apresiasi atas kesuksesan pelaksanaan G20 di Bali. Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi yang egaliter dalam semangat persatuan, dapat menjadi cermin kepemimpinan dunia hari ini.
“Kami mendukung setiap poin keputusan yang telah disepakati dalam KTT G20 Indonesia selama 2 hari di Bali tersebut,” kata Yana dalam keterangannya kepada beritabaru.co Sabtu (19/11/2022).
Presiden Jokowi, katanya, telah sukses menempatkan Indonesia yang manganut politik luar negeri bebas aktif dapat diterima semua negara, tidak ada satupun negara yang berkomentar negatif tentang Indonesia maupun Presiden Jokowi.
KBA-KNPI Turut Merespon
Sementara itu Direktur Eksekutif ATUM Institute (Analisa Teruji Madani Institute) yang juga Ketua Umum DPP Keluarga Besar Alumni - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KBA-KNPI) Abdullah Amas justru bersikap sebaliknya. "peran Indonesia selama di G20 tidak memuaskan rakyat dan pertemuan itu kami ibaratkan cuma bertemunya para kepala kampung bermasalah"ujar Amas
Amas melihat Indonesia juga tak dipandang sebagai negara bebas aktif karena Rusia terlihat tak nyaman di pertemuan G20 tersebut
"Bahkan pertemuan G20 tak ada sikap jelas terhadap solidaritas global terkait penyerangan Bom Di Turki, ini amat mengecewakan"tandas Amas
Komentar
Posting Komentar