Perjalanan Intelektual Direktur Eksekutif ATUM Institute Abdullah Amas Membaca Prof. Yusril Ihza Mahendra
Perjalanan Intelektual Direktur Eksekutif ATUM Institute Abdullah Amas Membaca Prof. Yusril Ihza Mahendra
Saya Ingin menceritakan Perjalanan Intelektual pribadi Membaca Natsir Muda Prof. Yusril Ihza Mahendra, cerita selengkapnya :
SAYA kerap kali saat SMA membaca sejumlah Buku oleh Politik Islam. Tema Masyumi dan Prof. Yusril Ihza Mahendra termasuk yang paling saya gandrungi.
Pernah saya dapati sejumlah loyalis Prof. Yusril misal di sebuah warung makan pengurus PBB dan Kyai Kampung pengurus PBB juga serta masih banyak lagi, ada kenikmatan intelektual tersendiri bagi mereka para pengagum Prof. Yusril yang militan dan semangat karena Prof. Yusril istiqomah memperjuangkan Syariat Islam.
Di Kawasan Mesjid Sunan Ampel Surabaya (kalau tidak salah disana juga basis PBB di Surabaya sejak dulu) disana ada sebuah Toko Buku yang disana juga masih saya ingat ada beberapa Buku yang membuat saya tenggelam dalam lembar-lembar pemikiran tentang Prof. Yusril Ihza Mahendra, saya juga kerap mempelajari sosok Natsir Muda tersebut di sejumlah Majalah Islam seperti Sabili dan Suara Hidayatullah. Bagaimana di Majalah Sabili Sosok Prof. Yusril dengan santun memberi hak jawab pada Majalah Sabili yang Majalah Sabili sendiri berbau PKS lalu berbicara soal sebuah isu di PBB (Partai Bulan Bintang).
Saya terus mengikuti perjalanan Prof. Yusril termasuk saat Pilpres 2004 dimana Prof. Yusril dengan PBB menjadi perisai bagi isu-isu SBY dan hubungan dengan Islam.
Prof. Yusril merupakan sosok yang demikian mendalam menterjemahkan sosok M.Natsir namun juga sosok yang dengan penampilan modis dan kekinian namun tetap lugas sehingga pesan-pesan M.Natsir bisa dipelajari oleh kalangan generasi muda
Tentu ada kenikmatan intelektual sendiri kalau kita mempelajari perjalanan pemikiran dan sejarah Tokoh-Tokoh Politik yang kita senangi
Itu sebabnya Prof. Yusril dan PBB termasuk gampang saya temukan inspirasi menulis karena memang sudah mempelajari sejak lama. Kalau dari sisi mujahid dakwah tauhid kita tentu kagum dengan keikhlasan Abu Bakar Baasyir namun dari sisi siyasah, politik dan seterusnya termasuk istiqomah dalam perjuangan Politik Islam maka sosok Prof. Yusril Ihza Mahendra sampai saat ini teruji paling depan sejak Era Pak Harto.
Tentu termasuk kehidupan pribadi Prof. Yusril yang menarik sekali dan kaya pengalaman. Kita juga akan dibawa pada Bangka Belitung dimana disana kehidupan asal dia bermula
Saya mendapati beliau sosok yang menyelesaikan masalah dengan hening, sering melakukan ijtihad politik yang arahnya dalam bingkai persatuan dan langkah strategis ummat Islam serta semua langkah membangun NKRI dalam kepastian hukum yang kokoh, beliau revolusioner dalam langkah yang tepat
Saya kira mempelajari Prof. Yusril sejatinya nyaris mempelajari sejarah Politik Islam dan Indonesia sejak era Pak Harto
Saya berimajinasi bahwa saat saya mempelajari sosok Prof. Yusril itu seperti semangat Prof. Yusril mempelajari sosok gurunya M. Natsir.
Mungkin sejak Era Pak Harto sampai hari ini bisa dikatakan Prof. Yusril di posisi juara 1 atau juara 2 politisi dari Partai Islam paling fenomenal dan abadi di segala musim politik. Dia ditemukan di semua zaman besar
Komentar
Posting Komentar