Seni Gerindra Memimpin Koalisi


 Seni Gerindra Memimpin Koalisi


Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)


Tak diketemukan Gerindra hendak membentuk koalisi ala-ala Setgab era dulu pernah ada di  Pemimpin Koalisi di pemerintahan yang dijiplak ide Setgabnya saat ini.


Semua Peserta Koalisi bebas dan mengalir memberikan saran maupun masukan. Kalau dulu Setgab meski rutin mengadakan pertemuan tapi sering kelihatan tak kompak misal antara Golkar dan PKS namun Koalisi Prabowo selain sering Prabowo temui acara-acara Partai Koalisi juga terasa kekompakan sesama Partai Pro Prabowo menjadi semacam keluarga besar yang harmonis.


Misalkan perbedaan dalam penentuan nama Kandidat Pilkada di biarkan begitu saja. Nama Raffi Ahmad misalkan dihidupkan Golkar untuk Maju Di Pilgub Jateng, Gerindra dan Golkar juga santai saja kala Demokrat keukuh agar Khofifah tetap menggandeng Emil Dardak, Gerindra selain menentramkan Koalisi Internal juga bersikap santai terhadap Koalisi di luar pemerintahan. Misal dengan PDIP, kita tentu melihat kekompakan Komandan Gerindra Prof. Dasco dan Puan PDIP memimpin Parlemen, buat yang baru masuk seperti NasDem juga merasa nyaman misal konsultasi NasDem ke Gerindra soal Pilgub Sulut.


Partai-Partai Non Parlemen pun merasa nyaman dalam koalisi ini. Partai Gelora merasa bebas saja mengeluarkan statment menolak PKS meski PKS tertarik dengan kesejukan Koalisi di Prabowo sehingga tertarik masuk.


Modal Pembangunan


Narasi-narasi the next Indonesia menghadapi tantangan global kedepan memerlukan konsolidasi besar-besaran menggunakan segenap energi bangsa untuk melampaui tantangan bangsa kedepan bersama tentu juga dengan seni yang tinggi tetap mampu agar pergulatan ide dan kepentingan antar Partai baik Partai diluar maupun didalam untuk dapat berbeda sewajarnya namun tetap kompak mensukseskan Kabinet Prabowo-Gibran berhasil dan pilihan kita kedepan menghadapi tantangan global hanya satu : Berhasil.


Kalau Prof. Dasco mengistilahkan Dalam Konteks Kader berpartai sehebat apapun Kader kalau tak punya loyalitas maka nilai kader itu akan dikalikan nol artinya tak bermakna sama sekali maka dapat kita artikan juga semua Partai sehebat apapun Partai itu jika tak tegak lurus pada Agenda Indonesia Maju yang dipilih mayoritas Rakyat agar Indonesia menjadi negara yang selamat dari berbagai ancaman tantangan global kedepan maka Partai tersebut nilainya juga dikalikan nol dimata kita semua.


Kita melihat NasDem dan PKS sudah memberi karpet merah ke Prabowo, NasDem bahkan ditemui langsung oleh Prabowo lalu Hasto menyebut hubungan PDIP dan Prabowo baik-baik saja, Bambang Pacul PDIP juga mengakui kedashyatan Komandan dari Tim Prabowo-Gibran. Semua Partai Hebat dan Berjiwa Besar baik Partai didalam dan di luar. Utamanya Partai yang sejak awal bersama Prabowo-Gibran. Ini adalah awal karunia baru bagi merah putih dan sejarah hubungan antar Partai Politik terbaik sepanjang sejarah republik berdiri. 


Kebersamaan antar elite Politik Koalisi adalah keris kejayaan bangsa yang akan dipakai dengan baik hingga seperti angin membadai yang menyeret semua permasalahan bangsa lalu membelah gunung-gunung besar tantangan bangsa kedepan secara rata, cepat dan tuntas lalu kembali ke atas atmosfer nusantara dengan tenang seperti halnya kedasyatan  langkah Koalisi Indonesia Maju yang bergerak bagai guntur, gesit bagai angin dan tenang bagai langit kemarin memenangkan Prabowo-Gibran

Komentar