Siapa Ketum PDIP Dan Capres PDIP Kedepan? Internal PDIP Memanas
Siapa Ketum Dan Capres PDIP Kedepan?
Ketum PDIP Mau Diambil Jokowi
Pengamat dari Kualita Pemilih Indonesia Wardatul Hasanah menyebut bukan mustahil posisi ketum PDIP mau diambil Jokowi
"Jokowi dan Mega tak selalu sejalan, jadi arah kesana bukan hal yang mustahil" ujarnya
Saat ini PDIP masih ngotot usung Puan dengan Iklan besar besaran Puan selama ini terlebih yang menggerakkan di jajaran partai untuk pemenangan partai langsung kalangan DPR dari PDIP.
Anggota DPR RI Said Abdullah menyebut, temuan hasil survei sebuah lembaga menggambarkan bahwa kandidasi capres perempuan tampak masih sulit bersaing dengan capres laki laki dari sisi akseptabilitas untuk diterima dan dipilih masyarakat pemilih atau 'voters' di Indonesia," imbuh dia.
Said Abdullah mengutip pandangan Bung Karno dalam buku 'Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Perdjoeangan Repoeblik Indonesia', (cet I, 1947), yakni posisi perempuan dalam perjuangan republik Indonesia bukan sekadar urusan emansipasi. Bung Karno, lewat pengalamannya dirawat oleh Sarinah, disebutnya menemukan humanisme dalam praktik hidup. Geneologi pemikiran Bung Karno yang Marhaenis, kata Said Abdullah, kental dengan kritik terhadap modernisme barat sebagai semang imperialisme.
"Jadi kita pahami bila Bung Karno bukan sekadar menempatkan perempuan dalam pemajuan bangsa dan negaranya, lebih spesifik, perempuan menjadi bagian kekuatan yang harus turut serta melawan feodalisme, kolonialisme dan imperialisme," imbuh dia.
Menurut Said Abdullah, konstruksi pandangan visioner Bung Karno dapat mengafirmasi pentingnya tokoh perempuan tampil dalam kepemimpinan nasional 2024. Pertama, kata dia, kandidasi perempuan dalam kepemimpinan nasional bukan sekadar dukungan terhadap figur, tetapi bisa membuktikan bangsa ini bisa keluar dari feodalisme patriarkis sebagai syarat kemajuan sosial.
"Kepemimpinan perempuan sudah sewajarnya bila mengacu agregat sosial-demografis kita menempati kedudukan yang strategis. Kenapa? aspek keadilan. Artinya mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 jumlah penduduk perempuan di Indonesia mencapai 49,76%. Ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif prosentase kandidasi capres perempuan seharusnya berbanding sama dengan jumlah kandidasi capres laki laki," ujar Said Abdullah.
Dia meyakini aspek demokrasi kandidasi capres perempuan dalam kontestasi Pilpres 2024 akan mewarnai gagasan gagasan tentang kesejahteraan perempuan, proteksi atas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pengentasan kemiskinan perempuan akibat dominasi kultur patriarkal dan dampak struktural turunannya. Dalam konteks in. dia meyakini kehadiran kepemimpinan perempuan bukan sekedar gerakan emansipasi, bukan sekadar perjuangan gender, bukan kepentingan personal dan kelompok.
"Melainkan, menurut Prof. Dr. Ir. Erni Hirmayanti untuk kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan dalam menghadapi tantangan golbal yakni peran kepemimpinan perempuan yang visioner dan berperspektif gender, termasuk pada panggung internasional yang kental kebijakan kebijakan maskulinitas," ujar dia
Perbedaan di internal PDIP terkait siapa capres PDIP juga berujung pada spekulasi publik bahwa Jokowi akan ambil alih PDIP. Sedang Kongres PDIP adalah akhir 2024.
Ketua Harian DPP Aliansi Pemuda Nasional (APN) Wardatul Hasanah menyebut diatas kertas Jokowi berpeluang kuat mengambil PDIP meski berpotensi konflik menganga
PDIP menurutnya sedang dalam posisi terancam oleh ganasnya lingkaran Jokowi yang selama ini kadang kerepotan menghadapi PDIP
Komentar
Posting Komentar