ATUM Institute: SAHABAT DAHSYATNYA ISTIGHFAR
ATUM Institite: SAHABAT DAHSYATNYA ISTIGHFAR*
Ditulis oleh: H. Harun Ar-rasyid.SH.MH ( Mantan Kasubdit PAKEM Kejagung RI )
*Imam Ahmad bin Hambal (murid Imam Syafi'i) dikenal juga dengan sebutan Imam Hambali, bermukim di kota Bagdad Irak. Di usia senja, Beliau pernah bercerita bahwa di suatu masa, hati Beliau tergerak tak terbentung - ingin sekali - datang ke suatu kota yang lokasinya masih termasuk dalam wilayah Irak juga. Padahal tidak ada janjian dengan siapa pun, dan tidak ada sama sekali urusan mendesak di sana. Singkat cerita, Imam Ahmad berangkat ke kota tersebut seorang diri, tidak ada yang menemani. Sesampainya di kota tujuan, pas masuk waktu solat isya. Beliau ikut solat berjama'ah di masjid terdekat. Walaupun nama Imam Ahmad sudah termasyhur, tidak satu pun jama'ah yang mengenali. Mungkin, selain Beliau tidak memperkenalkan diri, juga, karena waktu itu belum ada kamera, apa lagi media sosial (medsos) sarana penyebar public figure. Ketika jama'ah solat bubar, Imam Ahmad merebahkan diri di pojok masjid, berhasrat tidur. Tapi dilarang oleh pengurus masjid yang tidak mengenali Ulama ahli Hadis tersebut. Imam Ahmad sengaja tidak memperkenalkan diri, hanya berucap, "saya musafir, perlu numpang menginap sejenak, sebelum melanjutkan perjalanan esok pagi". Dengan tegas, penjaga masjid tersebut menyuruh ke luar! Setelah Imam Ahmad ke luar, pintu masjid segera dikunci.*
*Di beranda emperan masjid, Imam Ahmad merebahkan diri, berhasrat segera tidur. Apa yang terjadi? Lagi-lagi dilarang oleh penjaga masjid itu. Imam Ahmad bahkan digiring menjauh dari masjid, hingga ke jalanan. Peristiwa "pengusiran" musafir tua itu tidak luput dari perhatian serorang pembuat roti! Mungkin karena iba, tukang roti itu memanggil-manggil (Imam Ahmad) dari kejauhan sambil memberi isyarat agar datang merapat ke gubuknya. "Kemari, menginap dengan saya di sini saja. Ada tempat buatmu, walaupun sempit", ujarnya. Imam Ahmad berkenan masuk, lalu duduk di belakang tuan rumah, yang terkesan acuh, karena ia sambil terus melanjutkan pekerjaannya mengadon roti jualannya itu. Ada kebiasaan unik dari tukang roti tersebut yang menarik perhatian Imam Ahmad. Yaitu, dia tidak henti-hentinya melafadzkan "Astaghfirulloh"! Ketika menyiramkan air ke adonan roti, dia mengucapkan "Astaghfirulloh". Saat menaburkan garam, berucap "Astaghfirulloh". Waktu mencampurkan telur ke tepung, juga melafadzkan "Astaghgirulloh", dan seterusnya. Imam Ahmad mulai penasaran, lalu bertanya, "Sudah berapa lama Anda berjualan roti?" Dijawab, "Sudah 30 tahun". "Apa manfa'at yang telah didapat dengan bekerja sambil terus beristighfar itu?" Terkesan tetap acuh, tukang roti itu menjawab, "Saya sangat yakin dengan Sabda Rosululloh bahwa siapa pun yang melazimkan istighfar, maka Alloh akan memberi jalan keluar segala permasalahannya, dan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Nah, selama ini, apa pun yang saya inginkan selalu terkabul". "Selalu terkabul?" Imam Ahmad tambah penasaran, lalu melanjutkan pertanyaan, "keinginan apa yang dirasakan belum terkabul?" Tukang roti menjawab, "saya sudah sering kali memohon kepada Alloh agar diberi kesempatan bertemu langsung dengan ulama besar yang terkenal soleh dan zuhud, yaitu Imam Ahmad". Spontan, Imam Ahmad mengucapkan takbir, "Allohu Akbar! Ternyata, istighfar Anda inilah yang menuntun langkah saya datang jauh-jauh dari Bagdad, bahkan harus melalui proses diusir dari masjid, untuk dipertemukan Alloh dengan seseorang istimewa di Basroh ini". Sekarang, giliran tukang roti yang terperanjat, setengah tak percaya! Langsung dia merangkul erat, lalu mencium tangan Imam Ahmad. Sumber: Manakib Imam Ahmad. Wallohu a'lam* (mra).
*Semoga Bermanfaat*
*Wassalamu alaikum Amiin ya robbalamiin*
Dipublikasikan oleh: Atum Burhanudin.SH. pengamat publik di ATUM (Analisa Teruji Madani) Institute
Komentar
Posting Komentar