ATUM Institute : 4 Sisi Totalitas Puan-Yusril Sang Negarawan

 


ATUM Institute : 4 Sisi Totalitas Puan-Yusril  Sang Negarawan


Oleh : Abdullah Amas (Direktur Eksekutif ATUM Institute)


PUAN Maharani, Ketua DPR-RI, Kader utama PDIP seorang Bakal Capres RI dan Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang dan Bakal Cawapres dari Partai Bulan Bintang  penuh totalitas sebagai negarawan setidaknya di 4 sisi


1. Totalitas Membangun Partai


Puan dan Yusril sejak awal berani berpartai. Sebagai Calon Pemimpin bangsa tentu lebih etis menunjukkan totalitasnya pada demokrasi dengan terjun membangun Partai dengan warna politik yang jelas.


Puan ikut membangun Partai. Maju habis-habisan di dapil sampai meraih suara terbanyak di Pileg. Mengantarkan sejumlah kadernya sukses di berbagai Pilkada dan Pilpres. Lalu

Yusril sejak awal pula membangun Partai, berjibaku dengan penuh kerja keras dan tantangan dinamika yang hebat. PBB partai yang dia pimpin sampai kini berhasil menyumbangkan sejumlah kader di pemerintahan dan DPRD. 



2. Maju Dengan Totalitas Di Setiap Perhelatan Politik


Puan habis-habisan mengerahkan segenap daya menyapa segenap rakyat di berbagai pelosok dapilnya kala Maju Pileg. Ia juga kini sampai ke perkampungan terpencil rela menyapa rakyat berpanas ria


Demikian Yusril Saat Pilgub DKI lalu elektabilitas Yusril naik pesat sebagai Bakal Calon. Ia tidak ujug-ujug maju tapi sejak lama memperkenalkan diri. Menyampaikan visi-misi. Bekerja keras menyapa pelosok Betawi


3. Totalitas Mengabdi


Puan kalau sekedar jadi petinggi partai dan menteri tentu mudah ia dapatkan tapi ia buktikan dulu dengan meraih suara signifikan di Pemilu legislatif dan ikut habis -habisan di pilpres memenangkan jagoannya


Demikian Yusril kalau sekedar jabatan tentu dia mudah posisi menteri sejak dulu dan posisi lainnya tapi kekuasaan tidak pernah ada dalam hatinya. Ia seorang yang murni ingin berbuat bagi bangsanya


4. Totalitas Menjaga Konstitusi, Persatuan Dan Demokrasi


Ketua DPR-RI Puan Maharani hingga kini berjuang di Parlemen dengan tetap kritis namun menjaga konstitusi. Ia juga selalu berkomentar yang meneduhkan bangsa dan menguatkan persatuan


Sama seperti Yusril. Bahkan kita lihat Seluruh perjuangan Yusril selalu berkaitan dengan totalitasnya menjaga Konstitusi dan Demokrasi. Ia menjaga kewarasan bernegara. Pendapat-pendapatnya bebas dari isu SARA atau terbawa aspek emosional. Kejernihannya dalam berpendapat berpegang teguh pada hal normatif dalam bernegara seperti konstitusi, persatuan dan demokrasi.

Restu Megawati Pada Yusril


Adanya sejumlah lembaga negara dan juga UU seperti KPK, UU MK, UU PPTAK, Perpu Terorisme, UU Kekuasaan, UU Kejaksaan, UU Kepolisian, UU TNI, UU Kepolisian Negara, UU Notaris, UU Advokat dan sekitar 100 UU lain yang diselesaikan Yusril  Ihza Mahendra termasuk Pemisahan TNI dan POLRI, Pemisahan Kekuasaan Kehakiman dan deretan produk hukum yang kokoh dan lainnya yang banyak dilakukan oleh Megawati ketika jadi Presiden dan Yusril jadi Menteri Hukum dan HAM merupakan dwitunggal terbaik Bangsa ini pasca Reformasi dalam mereformasi Hukum. Bahkan Megawati ketika jadi Presiden memberikan Bintang Bhayangkara Utama pada Yusril atas jasa-jasanya membangun hukum, ketertiban dan kepolisian


Reformasi Hukum di negeri ini : kepastian, keadilan dan penegakan hukum merupakan agenda yang memerlukan ahli tata negara yang teruji dan punya ambisi kuat mereformasi hukum di negeri ini.


Megawati sangat kokoh pada terjaganya Konstitusi dan Reformasi Hukum. Megawati lah Presiden yang menjaga aktivis Islam dari gangguan Internasional seperti yang terjadi pada Abu Bakar Ba'asyir yang tetap bebas dimasa pemerintahan Megawati. Megawati berani memveto desakan Bush Presiden Amerika ketika itu.


Mega, bergerak di PDI mulai jadi pengurus PDI DKI lalu menjadi Ketua Umum PDI Pro Mega yang kemudian berubah jadi PDI-Perjuangan. Menyadari betul bahwa masa Reformasi kedepan memerlukan sejumlah keteguhan pada Demokrasi, HAM dan Konstitusi. Cinta Megawati pada semua itu ditakdirkan sosok Yusril Ihza Mahendra yang kemudian mengimplementasikan visi Megawati sesuai kapasitasnya saat itu yaitu Menteri Hukum Dan HAM.


Jalan Terus Mega-Yusril


Memasuki Pilpres 2024 sejatinya Megawati dan Yusril yang sudah satu hati tentu lebih mudah Megawati memilih Yusril yang satu chemistry dengannya.


Sama-Sama Tidak Ambisi Jabatan


Megawati dan Yusril tentu saja lebih terasa dekat karena kesamaan psikologis sama-sama tidak ambisi jabatan. Megawati misalkan sabar tidak menempatkan kader PDIP dikabinet tatkala bukan PDIP yang berkuasa. Padahal godaan sangatlah besar.


Begitu juga Yusril terlalu sering menolak berbagai jabatan mulai menteri sampai jabatan penting lain di negeri ini. Mega dan Yusril sama-sama punya prinsip


Kini agenda besar mereformasi Hukum di negeri ini perlu diteruskan. Megawati Insya Allah meletakkan amanah itu pada Duet Puan Maharani-Yusril Ihza Mahendra


Komentar